Berdasarkan data, tahun 2021 pemerintah menyelesaikan pembangunan 24 infrastruktur yang masuk dalam Proyek Strategis Nasional (PSN) dengan nilai investasi mencapai Rp 125,9 triliun rupiah. Pada tahun 2020, proyek PSN yang selesai dibangun sebanyak 12 proyek dengan nilai investasi Rp 123,1 triliun. Jumlah PSN yang selesai dibangun pada tahun 2021 masih kalah jauh dibandingkan sebelum pandemi Covid-19. Pada tahun 2019, jumlah proyek PSN yang selesai dibangun mencapai 30 proyek dengan nilai Rp 165,3 triliun sementara pada tahun 2018 sebanyak 32 proyek dengan nilai Rp 207, 4 triliun. Sejalan dengan pesatnya pembangunan infrastruktur Indonesia, hal mendasar yang perlu ikut berkembang adalah orang-orang yang berada dibalik pembangunan infrastruktur tersebut. Sebuah proyek pembangunan infrastruktur tidak akan bisa berjalan sesuai perencanaan tanpa adanya kompetensi manajer proyek yang baik. Agar proyek berjalan sesuai perencaan, berikut hal-hal yang perlu Tom-Mates pahami :
Profesionalisme menurut Morris (Sudarto 2001) adalah memiliki hal-hal sebagai berikut:
Pada dasarnya metoda melibatkan kompetensi seseorang di suatu bidang yang diperoleh melalui proses pendidikan formal dan pengalaman kerja. Menurut Clark V. Baker (Sudarto 2001), bahwa tindakan profesional harus kompeten, dan orang yang profesional bekerja atau menerapkan sesuai dengan apa yang diketahuinya sesuai dengan lingkup pendidikan atau pengalamannya. Aspek tanggung jawab profesionalisme adalah dedikasi dan keinginan untuk menyelesaikan pekerjaan dengan baik. Biasanya profesional memiliki pendidikan teknik di bidang pengetahuan tertentu dan menerapkan pengetahuan ini dalam jasanya kepada masyarakat.
Status profesional diartikan bahwa seseorang memperoleh penghargaan atau pengakuan tertentu di bidang yang digelutinya, atau orang tersebut telah memenuhi persyaratan profesi.
Standar melibatkan legal dan ethical restraints dan bersumber dari hukum negara, dan peraturan-peraturan pemerintah yang berkaitan dengan profesionalisasi. Mengenai tanggung jawab profesi, bahwa rekayasawan profesional harus mengikuti peraturan dan standar yang berlaku sesuai dengan hukum negara dan peraturan lokal.
Karakter seseorang merupakan aspek profesionalisme yang terakhir. Dengan melalui berbagai situasi seseorang akan teruji apakah orang tersebut benar-benar profesional.
Menurut Project Mangement Body of Knowledge Guide (PMI 2001) mengatakan bahwa manajer proyek seseorang yang bertanggung jawab dalam mengurus sebuah proyek. Seorang manajer proyek mempunyai tanggung jawab yang utama dalam memastikan bahwa suatu proyek diterapkan menurut rencana proyek. Manajer proyek mempunyai jarak interaksi yang luas di dalam dan di luar lingkungan proyek itu. Seorang manajer proyek harus serbaguna, tegas, dan efektif dalam penanganan permasalahan yang dikembangkan sepanjang tahap pelaksanaan proyek. Pemilihan seorang manajer proyek memerlukan pertimbangan yang hati-hati sebab pemilihan manajer proyek adalah salah satu hal yang krusial dari fungsi proyek. Manajer proyek harus seseorang yang memiliki kedua kredibilitas administratif dan teknis, yang dapat melaksanakan pekerjaan dengan segera dan memuaskan, serta dirasa perlu mempunyai pengetahuan teknis untuk mengarahkan proyek. Manajer proyek harus pula seseorang pencatat yang baik
Pemilihan seorang manajer proyek merupakan satu dari dua atau tiga keputusan paling utama mengenai proyek. Manajer proyek perlu memiliki kerangka harapan agar dapat berhasil dengan baik. Berikut adalah daftar kepopuleran, keterampilan dan kualitas yang dicari manakala pemilihan seorang manajer proyek:
Profesionalisme merupakan sesuatu yang dinamis, karena itu diperlukan kesadaran moral untuk terus berupaya meningkatkan kemampuan dan kompetisinya. Menurut Ahmad Noe’man (Konstruksi 2002, Oktober) mengatakan bahwa profesionalisme seseorang itu harus memiliki:
Seseorang harus benar-benar mempunyai pendidikan yang bagus
Mempunyai tingkat kejujuran yang tinggi
Bebas untuk tidak terbawa oleh arus yang kurang baik
Bertanggung jawab pada semua hasil karyanya
Mempunyai rasa setia kawan yang tinggi.
Menurut Sudarto (2001), mengatakan dasar sifat personal paling penting yang diperlukan untuk mengelola proyek konstruksi dengan sukses adalah sebagai berikut:
Dalam perkembangannya, masing-masing proyek memiliki sisi unik yang berbeda sehingga seorang manager proyek harus lebih adaptif dan solutif. Setidaknya ada konsep utama bagi manager proyek menurut Oberlender (2000) yang dapat digunakan untuk mengkoordinir dan memimpin proyek sampai pada tahap penyelesaian yaitu :
Itulah penjelasan Tomps terkait urgensi kompetensi manajer proyek. Ringkasnya seorang manager proyek harus selalu adaptif dan solutif terhadap berbagai kondisi. Siap mengambil peran sebagai manajer proyek?
Menjalankan proyek secara professional, seorang manager proyek tentunya membutuhkan peralatan untuk mempermudah pekerjaan dan mamantau proyek. Untuk itu Tomps siap membantu anda merencanakan, mengontrol dan mengevaluasi proyek hanya dari ganggaman secara realtime. Coba sekarang!
Tingkatkan performansi, produktivitas, dan efisiensi perusahaan dengan berbagai produk Tomps yang telah digunakan oleh puluhan ribu perusahaan dari berbagai industri di Indonesia.
Dapatkan Jadwal DemoDapatkan Informasi Terbaru Dari Kami