Apa Pengertian Scrum? Kenali Agile Populer Ini Dalam 5 Menit

By Meidiana Apriliani | Published On: 27 January 2022
Apa Pengertian Scrum? Kenali Agile Populer Ini Dalam 5 Menit

Pernahkan anda mendengar istilah Scrum? Jenis metode satu ini kini berkembang jadi salah satu jenis Agile yang paling populer digunakan dibandingkan beberapa jenis Agile lainnya. Jika anda bekerja dalam sebuah proyek, memahami pengertian Scrum sangat penting untuk dikuasai, lho!

Apa Itu Scrum?

Scrum didasarkan pada makalah tahun 1986 yang ditulis oleh Hirotaka Takeuchi dan Ikujiro Nonaka untuk Harvard Business Review berjudul “The New New Product Development Game.” Dalam makalah ini, Hirotaka dan Ikujiro menggunakan olahraga rugby sebagai metafora untuk menggambarkan manfaat tim yang mengatur diri sendiri dalam pengembangan dan pengiriman produk yang inovatif. Jeff Sutherland, Ken Schwaber, dan Mike Beedle mengambil ide dari makalah ini, termasuk metaforanya, dan menerapkannya pada bidang pengembangan perangkat lunak mereka. Mereka menyebut metode baru mereka Scrum, setelah istilah rugby yang menggambarkan bagaimana tim membentuk lingkaran dan mengejar bola untuk mengembalikannya ke permainan lagi. Mereka pertama kali menerapkan metode ini di Easel Corporation pada tahun 1993. Schwaber dan Beedle menulis tentang pengalaman mereka dalam buku mereka Agile Software Development with Scrum pada tahun 2002, diikuti oleh buku Schwaber Agile Project Management with Scrum pada tahun 2004, yang mencakup pekerjaan yang telah dilakukan Schwaber dengan Primavera.

Pengertian Scrum adalah sebuah kerangka kerja (framework), bukan proses teknik atau pun metodologi, yang dibuat agar tim dapat mengatasi masalah kompleks yang adaptif atau senantiasa berubah. Scrum juga mendorong tim untuk menciptakan produk dengan nilai atau kualitas setinggi mungkin secara produktif dan kreatif. Bagaimana hal tersebut bisa terjadi?

Pengertian Scrum berkunci pada kolaborasi tim yang mengacu pada nilai Agile Manifesto, yakni iterative (berkala) dan incremental (bertahap). Mengapa demikian? Alasannya karena Scrum dijalankan oleh sebuah tim (biasanya jumlahnya tidak terlalu besar) yang juga menjadi pengendali penuh sistem kerja kedepan, berbanding terbalik dengan Waterfall. Scrum membantu tim untuk lihai memecahkan masalah, mengambil keputusan, dan membangun komunikasi yang dinamis antar anggota tim tersebut.

Melansir dari PMI, Schwaber mengacu pada Scrum sebagai kerangka kerja dan bukan metodologi. Ini terutama disebabkan oleh konotasi di sekitar kata metodologi, yang di mana oleh banyak orang dianggap bersifat preskriptif. Sebaliknya, Scrum hanya menyediakan struktur untuk deliverables, tetapi tidak memberi tahu Anda bagaimana melakukan praktik tertentu, menyerahkannya kepada tim untuk menentukan, seperti yang terlihat dalam bagan struktur di bawah ini.

Proyek dimulai dengan visi yang sudah jelas diberikan oleh bisnis, dan serangkaian fitur produk. Fitur-fitur ini merupakan bagian dari product backlog, yang dikelola oleh pelanggan atau perwakilan pelanggan yang disebut sebagai Pemilik Produk. Durasi waktu pengerjaan yang biasa disebut sebagai sprint, adalah jumlah waktu yang ditetapkan tim untuk menyelesaikan pengerjaan yang dipilih. Sprint umumnya dari satu sampai empat minggu panjangnya, dan durasi itu dipertahankan sepanjang umur proyek sehingga membentuk irama. Tim memilih item dari product backlog yang diyakini dapat diselesaikan dalam sprint, dan membuat sprint backlog yang terdiri dari fitur dan tugas sebagai bagian dari rapat perencanaan sprint.

Setelah tim berkomitmen pada sprint backlog, pekerjaan tugas dimulai. Selama waktu sprint ini, tim dilindungi dari interupsi dan diizinkan untuk fokus memenuhi tujuan sprint. Tidak ada perubahan pada sprint backlog yang diperbolehkan; namun, product backlog dapat diubah untuk persiapan sprint berikutnya.

Project Apa Saja Yang Bisa Menggunakan Scrum?

Jawabannya “banyak sekali”. Meskipun Scrum memang populer digunakan oleh perusahaan pengembang perangkat lunak (software), prinsip dan nilai-nilainya dapat diterapkan di seluruh jenis bidang pekerjaan. Mulai dari pekerjaan yang berkaitan dengan manufacturing, construction, hingga event. Hal ini jugalah yang membuat Scrum jadi salah satu jenis Agile yang paling populer digunakan.

Apa Saja Kegunaan Dari Scrum?

Pada 1990-an, Scrum mulai digunakan untuk mengelola pengembangan produk yang kompleks. Sejak saat itu jugalah, Scrum mulai digunakan secara meluas di seluruh dunia. Lalu, apa saja kegunaan Scrum untuk project?

  • Meneliti dan menggali potensi pasar, teknologi, dan kemampuan produk.
  • Mengembangkan produk dan peningkatan-peningkatannya.
  • Merilis produk dan peningkatan-peningkatannya, sesering mungkin di setiap hari.
  • Mengembangkan dan memelihara operasional sistem komputasi awan (daring, keamanan, sesuai permintaan) dan lingkungan operasional lain untuk penggunaan produk.
  • Mengelola dan memperbarui sebuah produk.

Siapa Saja Yang Tergabung Dalam Scrum Team?

Product Owner (PO)

Fungsi utama dari Product Owner (PO) adalah memaksimalkan nilai bisnis dari project yg sedang dikerjakan. Tugas-tugas pokok PO juga termasuk berikut ini:

  1. Menyampaikan isi dari product backlog item (user wishlist) secara jelas.
  2. Mengurutkan product backlog item agar berhasil mencapai tujuan dan misi project dengan cara terbaik
  3. Mengoptimalkan nilai bisnis dari pekerjaan yang dikerjakan oleh Development Team.
  4. Memastikan bahwa product backlog dapat dilihat, transparan, dan jelas untuk semua pihak, serta menampilkan apa yang akan dikerjakan selanjutnya oleh Scrum Team.
  5. Memastikan Development Team memahami product backlog item dari user dengan baik.

Development Team

Development Team adalah pihak yang mengembangkan (developing) project product. Development Team terdiri dari para ahli profesi yang bekerja untuk memberikan increment “Selesai” yang berpotensi untuk dirilis di setiap akhir sesi Sprint. Ya, hanya anggota dari Development Team ini yang memegang penuh kuasa atas increment. Di mana, increment ini wajib tersedia pada saat Sprint Review dilakukan bersama user.

Development Team diberi kebebasan untuk bekerja dengan ketentuan mereka sendiri, karena itulah mereka disebut bersifat self organize. Uniknya, anggota-anggota yang tergabung dalam Development Team biasanya tidak memiliki jabatan khusus. Hal ini yang membuat nilai akuntabilitas Development Team dipegang secara keseluruhan.

Development Team memiliki karakteristik sebagai berikut:

  • Mereka bersifat swakelola (self-management), artinya tidak ada satu orang pun, termasuk Scrum Master, yang boleh mengarahkan Development Team tentang bagaimana memanifestasikan product backlog menjadi gabungan fungsionalitas yang berpotensi untuk dirilis.
  • Development Team bersifat lintas-fungsi, artinya mereka memiliki semua keahlian yang diperlukan untuk membuat Increment.
  • Scrum tidak mengenal jabatan untuk anggota Development Team, terlepas dari jenis pekerjaan yang mereka lakukan.
  • Terlepas dari jenis pekerjaan yang perlu dilakukan, misal testing, arsitektur, operasional, ataupun analisa bisnis, Scrum tidak mengenal pengelompokan di dalam Development Team berdasarkan jenis-jenis pekerjaan ini.
  • Setiap anggota dalam Development Team kemungkinan dapat memiliki keahlian khusus dan fokus di bidang tertentu. Namun, akuntabilitas tetap adalah milik seluruh anggota Development Team.

Tim

Tim terdiri dari dua atau tujuh orang yang secara bersama-sama bertanggung jawab atas kelancaran produk. Mereka memiliki perkiraan perecncanaan, membuat komitmen tugas, dan melaporkan status harian satu sama lain dalam scrum harian. Mereka mengatur diri sendiri, artinya struktur muncul tanpa intervensi eksplisit dari luar. Dengan kata lain, tim memiliki cara memilih untuk membangun fitur produk—tim memiliki “bagaimana”, sedangkan Product Owner memiliki “apa” dalam suatu projek.

Scrum Master

Terakhir, ada role bernama “Scrum Master”. Sesuai namanya, Scrum master berfungsi untuk memfasilitasi penggunaan Scrum sesuai dengan praktik dan tata nilai Agile, serta menghilangkan hambatan-hambatan yang muncul. Karena itu, tidak ada jabatan project manager dalam sistem Scrum.

Keberadaan Scrum Master dibuat untuk membantu tim agar dapat memahami teori, praktik-praktik, aturan-aturan dan tata nilai Scrum. Scrum Master adalah pemimpin yang melayani Scrum Team. Sedangkan, Scrum Master membantu orang-orang di luar Scrum Team untuk dapat memahami interaksi mana saja yang bermanfaat dan tidak bermanfaat untuk kinerja project. Gunanya, agar memaksimalkan nilai bisnis yang diproses dan dihasilkan oleh Scrum Team.

Cara Kerja Scrum dalam Project Management

Untuk melaksanakan metode Scrum di tiap proyek anda yang jalankan, anda perlu melakukan tahapan-tahapan berikut:

  1. Tentukan Scrum Team Anda Pada tahap awal, mulailah untuk menentukan Scrum Team anda. Biasanya, jumlah anggota dalam Scrum Team adalah sekitar 5-10 orang saja. Pastikan untuk memilih jumlah anggota yang ideal agar project anda berjalan secara efektif dan efisien.

  2. Tentukan Durasi Sprint Dalam jenis Scrum, ada yang disebut dengan Sprint. Sprint yang merupakan “jantung” dari Scrum ini merupakan sebuah batasan waktu (timebox) untuk sebuah pengembangan proyek yang siap diserahkan kepada klien. Durasi Sprint biasanya tidak lebih dari 30 hari. Karena durasinya yang singkat, maka dalam alur pengembangan proyek berjalan dalam proses yang terstruktur di beberapa sesi Sprint.

  3. Tentukan Tiap Peran Dalam Tim Langkah selanjutnya adalah menentukan tiap peran yang ada dalam tim. Tujuannya, agar struktur dan peran masing-masing di dalamnya tidak menjadi tumpang-tindih. Dalam kerangka Scrum, ada tiga peran penting yang harus ada dalam sebuah Scrum Team, yakni Scrum Master, Product Owner, dan Development Team.

  4. Identifikasi dan Kelola Hambatan Langkah berikutnya adalah mengidentifikasi berbagai kendala atau hambatan yang dapat terjadi di lapangan. Dalam beberapa hal, user wishlist atau masukkan juga dapat masuk dalam kriteria ini dan biasanya disebut backlog. Nantinya, berbagai backlog yang ada ditampung dan diurutkan skala prioritasnya untuk kemudian diketahui mana saja yang harus diselesaikan terlebih dahulu.

  5. Memulai Sprint Setelah keempat tahapan di atas selesai, maka anda sudah siap untuk menjalankan Sprint dalam kerangka kerja Scrum anda. Saat Sprint sudah berjalan, bukan tidak mungkin anda akan menemukan berbagai backlog lainnya di tengah jalan. Jangan panik, komunikasikan hal ini secara transparan dan tanggap kepada Product Owner. Diskusikan apakah backlog tersebut bisa dilaksanakan dalam Sprint yang sama atau menunggu Sprint selanjutnya.

Artikel
Manajemen
Teknologi

Comments (0)

1000 Karakter Tersisa

Eksplor lebih banyak

Rekomendasi Untuk Anda

Manajemen Proyek Perangkat Lunak: Definisi, Fokus Utama, dan Perannya

24 March 2024

Manajemen Proyek Perangkat Lunak: Definisi, Fokus Utama, dan Perannya

Manajemen Proyek Pendidikan: Definisi, Tahapan, dan Langkah Efektifnya

24 March 2024

Manajemen Proyek Pendidikan: Definisi, Tahapan, dan Langkah Efektifnya

Manajemen Proyek Konstruksi: Definisi, Fungsi, Tujuan, dan Tahapannya

22 March 2024

Manajemen Proyek Konstruksi: Definisi, Fungsi, Tujuan, dan Tahapannya

Manajemen Proyek IT: Definisi, Tahapan, dan Kelebihannya

21 March 2024

Manajemen Proyek IT: Definisi, Tahapan, dan Kelebihannya

Kelola Proyek, Properti, dan Aset Secara Efisien

Tingkatkan produktivitas dan efisiensi perusahaan dengan produk Tomps yang dipercaya oleh pelaku bisnis di berbagai industri di Indonesia.

Mulai Sekarang

Dapatkan Informasi Terbaru Dari Kami

Nama Lengkap
Email

icon-copyright 2024. Tomps.id by Telkom Indonesia | Tomps telah terdaftar pada: icon-copyright

Temukan Kami di

  • icon-fb
  • icon-linked
  • icon-instagram
  • icon-youtube
icon-wa