Dalam pembangunan ada perbedaan besar dalam ruang lingkup, skala, biaya, persyaratan teknik, kebutuhan peralatan, bahan bangunan, pengembang dan kontraktor. Sebelum mengetahui apa saja tipe proyek konstruksi, mari kita bahas macam-macam proyek secara garis besar.
Secara umum, proyek terbagi menjadi 5, yaitu:
Khusus untuk proyek konstruksi, perencana kota sering mengategorikannya berdasarkan penggunaan akhir proyek, untuk memastikan proyek memenuhi kebutuhan masyarakat sesuai dengan rencana awal. Berikut ini 6 jenis proyek konstruksi berdasarkan penggunaannya:
Proyek pembangunan komersial mengharuskan kontraktor dan sub kontraktor untuk memenuhi standar prakualifikasi yang lebih ketat dibandingkan dengan kontraktor perumahan. Konstruksi residensial dan komersial juga berbeda dari segi risiko keuangan, terutama di tahap pra pembangunan. Pemilik proyek pada umumnya harus memiliki persetujuan dari pemerintah agar dapat melanjutkan dan memulai proyek. Jika tidak memenuhi persyaratan, maka pembangunan tidak bisa dilanjutkan. Proyek pembangunan komersial harus mengikuti standar pembangunan secara spesifik, terutama standar yang berhubungan dengan keamanan publik. Misalnya keamanan terhadap kemungkinan kebakaran, jalan keluar darurat, penggunaan bahan yang aman, dan lain sebagainya. 3. Proyek Mixed-use Proyek konstruksi mixed-use atau serbaguna memadukan beberapa tipe konstruksi dan lahan di dalam satu area pembangunan yang sama. Pengembangan mixed-use didesain untuk membangun komunitas yang lebih efisien dan terintegrasi dengan menyediakan bangunan dengan fungsi yang berbeda-beda dalam area yang berdekatan antara satu sama lain. Pada umumnya terdiri dari paduan unit hunian dan unit komersial, fasilitas rekreasi, ruang hijau, dan fasilitas publik. Pembangunan mixed-use populer di kalangan pengembang karena menjadi solusi untuk mengurangi risiko keuangan. Pengembang jadi memiliki portofolio berbeda-beda di dalam satu area yang sama. Jika permintaan akan unit kantor berkurang, maka unit residensial serta ritel dapat membantu untuk menutupi atau mengurangi sisi kerugiannya. Meski memiliki berbagai kelebihan, tapi tentu saja proyek mixed-use juga memiliki kendala yang lebih tinggi, karena memadukan masalah dari jenis bangunan yang berbeda-beda. Misalnya, masalah yang ada di unit kompleks perumahan tentu berbeda dengan masalah yang ada di gedung perkantoran dan gedung pusat perbelanjaan. 4. Proyek Institusional Proyek konstruksi institusional pada umumnya digambarkan sebagai proyek yang dimaksudkan untuk digunakan publik. Misalnya institusi pendidikan, rumah sakit, bangunan milik pemerintah, dan fasilitas layanan publik lainnya. Dengan kata lain, proyek institusional hampir sama dengan proyek komersial, tapi lebih ditujukan untuk publik. Banyak proyek institusional yang merupakan proyek yang dikembangkan oleh pemerintah, tapi tidak menutup kemungkinan kalah proyek ini dibangun, dimiliki, dan dioperasikan oleh pihak swasta. Sebagai akibatnya, terkadang terjadi tumpang-tindih yang signifikan antara proyek konstruksi komersial dan institusional dalam hal persyaratan desain, bahan bangunan, dan kebutuhan peralatan yang digunakan. 5. Proyek Industri Proyek konstruksi industri merupakan segala bentuk proyek yang hasilnya digunakan untuk industri. Mulai dari gedung untuk pabrik, gudang, dan pembangkit listrik. Contoh yang lebih spesifik misalnya fasilitas pengolahan bahan kimia, kilang minyak, pabrik sepatu, dan semua jenis gudang penyimpanan. Semua proyek industri seharusnya patuh pada peraturan yang telah ditentukan oleh pemerintah. Peraturan untuk proyek industri cenderung lebih ketat, terutama jika berkaitan dengan dampak lingkungan, seperti pengolahan limbah. Untuk mengerjakan proyek industri, pada umumnya memerlukan teknik khusus dengan tingkat tinggi, karena menggunakan spesifikasi material yang berbeda dengan kebanyakan proyek lainnya. Karena itu, kontraktor yang digunakan untuk proyek industri pun tidak bisa sembarangan. 6. Proyek Sipil Berat Konstruksi sipil berat menggambarkan proyek rekayasa berskala besar yang biasanya terkait dengan infrastruktur atau pekerjaan umum. Proyek sipil mencakup sistem transportasi seperti jalan raya, terowongan dan jembatan untuk kereta api, stasiun, dan bandara. Selain itu, pembangunan utilitas seperti sistem pengairan dan pembuangan limbah, jaringan komunikasi dan distribusi listrik juga termasuk di dalamnya. Berbagai proyek besar lainnya juga masuk ke kategori ini. Proyek sipil berat sering kali disebut sebagai konstruksi horizontal, karena biasanya berbentuk panjang, bukan meninggi. Proyek sipil dan infrastruktur biasanya dirancang dengan desain yang rumit sehingga proses pra pembangunan dan pra konstruksi menjadi sangat ekstensif. Bahkan fase sebelum konstruksi terkadang bisa memakan waktu selama beberapa tahun. Jumlah kontraktor yang tersedia untuk mengerjakan proyek sipil berat cenderung jauh lebih terbatas dibandingkan dengan jenis proyek lainnya. Alasannya karena tingginya hambatan serta kebutuhan alat berat, sehingga membutuhkan pengalaman. Itu tadi 6 macam-macam proyek konstruksi berdasarkan penggunaannya. Agar hasil proyek pembangunan lebih baik, Tomps hadir sebagai platform supervisi pembangunan via online. Dengan berbagai fitur pintar yang sangat strategis dan tampilan antarmuka yang mudah dipelajari, performa perusahaan dan komunikasi selama proses pembangunan jadi lebih mudah dilakukan. Kunjungi Tomps by Telkom Indonesia untuk mendapatkan semua fiturnya!
Kelola Proyek, Properti, dan Aset Secara Efisien
Tingkatkan produktivitas dan efisiensi perusahaan dengan produk Tomps yang dipercaya oleh pelaku bisnis di berbagai industri di Indonesia.
Mulai SekarangDapatkan Informasi Terbaru Dari Kami